Powered By Blogger

Selasa, 09 Juli 2013

Ending for Happiness 2

Chapter 2

CHAPTER 2
Sudah sepuluh hari berjalan dan itu membuat kappa youkai tersebut mulai mengeluh berkepanjangan sehingga membuat sang Inu Daiyoukai itu ‘sedikit’ terganggu dengannya.

Diperparah dengan tidak ada satupun pertanyaan yang digubris oleh tuannya, menyadarkannya kepada suatu kesimpulan bahwa ia harus diam atau meninggalkan tuannya – yang mungkin akan dengan senang hati dipersilahkan oleh Sesshomaru –

Sang Daiyoukai dan pengikutnya itu pun tiba di sebuah hutan yang berada di kaki pegunungan Hakurei. Kemudian Sesshomaru memutuskan untuk berhenti sebentar yang mana disambut dengan suka-cita oleh Jaken yang dengan segera menghempaskan dirinya diatas rerumputan dekat akar pohon yang agak besar.

Sementara Sesshomaru masih berdiri diam dengan pandangan mata terarah ke atas pohon yang ada di samping kirinya. Cukup lama ia mengamati hingga akhirnya ia bersuara, “Keluarlah, aku tahu kau disana. Aku mencium baumu.”

Sesosok tengu berwarna hitam berbadan 2 kali lipat besarnya dari Sesshomaru keluar menampakkan diri. Sontak hal tersebut membuat Jaken kaget hingga ia dengan segera berdiri dari posisi santainya.

“Si-siapa kau?” teriak Jaken ketakutan.

“Aku sudah menunggumu, Inu Daiyoukai.” Kata tengu itu akhirnya mengeluarkan suara.

Sesshomaru memandangi tengu tersebut. “Apa maumu?” tanyanya.

Tengu youkai itu melompat ke tanah, menimbulkan sedikit getaran yang cukup untuk membuat lutut kappa hijau itu lemas. Sementara Sesshomaru tetap memasang wajah dinginnya sambil menunggu jawaban dari sosok yang ada di hadapannya.

“Aku cuma ingin memberitahumu tentang pancaran energi aneh yang sudah seminggu ini kurasakan tiap malamnya. Sepertinya energi itu berasal dari arah timur tanah ini.” Jelas tengu itu.

Mata Sesshomaru sedikit menyipit mendengar kabar tersebut. Memang beberapa hari belakangan ini, ia merasakan adanya gelombang aneh yang berputar di udara. Tapi, ia masih tidak dapat melokasikan darimana sumbernya.

“Kau juga pasti merasakannya, Sesshomaru-sama,” lanjut youkai tersebut. “Beberapa tengu dari kelompokku sudah mencari di sekitar daerah tersebut. Dan hasilnya, ada sebuah tempat yang disekelilingnya telah dipasangi kekkai. Tapi anehnya, energi tersebut perlahan memudar di sekitar tempat tersebut.”

Tengu itu terlihat berhenti sejenak, kemudian ia mengambil napas dalam. “Tempat itu adalah Biwa-ko

Mata Sesshomaru kembali membesar ke ukurannya semula, mengindikasikan keterkejutannya. Walaupun dari penampilan wajahnya tidak mengekspresikan apapun.

“Jadi, kau ingin mengatakan bahwa Yamato no Orochi telah terbangun?” tanya Sesshomaru yang lebih terdengar seperti sebuah pernyataan.

“Kami juga berpikiran seperti itu tapi belum dapat memastikan.” Jawab tengu hitam itu. Ia lalu mengembangkan sayapnya yang lebar, hendak terbang. “Jadi itu saja yang ingin aku beritahukan kepadamu, permisi.” Tengu itu pun pergi ke arah gunung – lebih ke dalam –

Sementara itu, Sesshomaru masih tetap berdiam diri di tempatnya sambil memikirkan perkataan youkai gagak itu. Pantas saja aroma udara terasa sangat aneh dan terkesan...mencekam. Kemudian Sesshomaru kembali melangkahkan kakinya ke arah yang berlawanan dengan arah terbangnya youkai tadi, timur.
~~~

Di tengah perjalanannya, dari kejauhan terlihat kepulan asap yang semakin lama semakin mendekat ke arah daiyoukai dengan surai putih keperakan tersebut. Matanya menajam dengan tangan kiri yang bersiap menghunus bakusaiga dari sarungnya.

“Wa – apa itu?” seru Jaken yang kelewat besar.

Dari tengah kepulan asap itu, muncul 5 tombak batu hitam yang menyerbu ke arah Sesshomaru. Dengan secepat kilat, ia menghindar dari serangan tersebut kemudian menghunus pedangnya.

Tidak lama setelah itu, lawannya pun menampilkan sosoknya. Ia menunggangi hewan yang mirip macan besar dan memiliki sayap. Macan itu memiliki taring yang panjang dan memiliki dua ekor dengan api merah kekuningan di ujungnya. Sedangkan sang penunggang adalah seorang youkai laki-laki yang memiliki rambut coklat keemasan dengan dua tanduk mencuat dari sisi kepalanya. Matanya berwarna abu-abu kebiruan. Di wajahnya terdapat garis merah di kedua bawah matanya yang memanjang ke bawah.

Tubuhnya tertutup baju perang berwarna merah gelap lalu di bawahnya memakai kimono dan hakama berwarna hitam.

Youkai itu menyeringai lebar. Kemudian melanjutkan serangannya dengan menyemburkan api dari mulut tunggangannnya, disusul dengan hujan tombak hitam bertubi-tubi ke arah Sesshomaru.

“Gyaa – ” Jaken spontan meloncat hingga terguling ke belakang, sementara Sesshomaru terbang ke arah musuh dengan menebaskan bakusaiga. Gelombang serangan dari bakusaiga mampu membelah semburan api dari siluman macan tersebut.

Namun secara tiba-tiba youkai yang menghujaninya dengan tombak tadi muncul dihadapannya dan akan menusukkan tombaknya ke arah dada Sesshomaru.

Sesshomaru langsung menepis tombak tersebut dengan bakusaiga, dan youkai laki-laki tersebut sedikit menjauh darinya. “Terlambat!” desisnya sambil mengayunkan tangan kirinya ke depan.

Seketika itu sudah ada dua puluh tombak besar yang melaju dengan kencang di belakang Sesshomaru.

“Ck!” Sesshomaru berusaha untuk menghindar. Dia tidak sempat menyadari serangan yang muncul dengan cepat dari belakang karena tadi perhatiannya terfokus pada youkai laki-laki yang sepertinya berjenis kitsune itu.

“Sesshomaru-sama!” teriak Jaken yang melihat keadaan genting tersebut dari bawah.

Terlihat tombak-tombak itu seperti berhasil mengenai sasarannya sehingga menimbulkan kepulan asap dan debu akibat dari serangan tersebut.

Youkai kitsune itu masih melayang di udara sambil melipat ke dua tangannya di depan dada. Matanya menyipit ke arah kepulan debu yang semakin memudar itu.

“Huh, kau memang pantas disebut Inu Daiyoukai, Sesshomaru-sama.” Ujar youkai itu sambil tersenyum mengejek.

Setelah debu dan asap itu menghilang, terlihat Sesshomaru sedang mencengkram lengan atas kirinya. Darah merembes di kimono putihnya, meninggalkan bercak merah yang cukup luas.

“Tapi...”

Macan tunggangan youkai tadi menerjang Sesshomaru secepat kilat, namun Sesshomaru dapat terbang menghindari terjangan tersebut.

“Kau pasti tidak akan lolos di serangan berikutnya!” ucap youkai tersebut dengan menyiapkan tombak yang jumlahnya sepuluh kali lebih banyak dari sebelumnya. Ditambah dengan api merah yang menyelimuti tombak tersebut.

“Konyol. Serangan seperti itu tidak akan bisa mengalahkanku.” Sesshomaru mengacungkan pedangnya ke atas dan dengan cepat pedangnya itu bersinar biru kehijauan dengan petir menyelubunginya.

Dengan sekali tebasan berputar, seluruh tombak yang bergerak cepat itu hancur tanpa sisa. Hal ini membuat kaget youkai berambut coklat tersebut.

Belum sepenuhnya tersadar dari keterkejutan, Sesshomaru menebaskan pedangnya ke arah leher youkai kitsune itu. Tapi untung, youkai tersebut memiliki refleks yang bagus sehingga ia mampu menahan serangan Sesshomaru dengan dua bilah pedang pendek bermata dua.

“Siapa kau?” tanya Sesshomaru seraya menatap tajam lawannya.

“Maaf, sebelumnya aku tidak memperkenalkan diri. Namaku Kitsune no Shojin.”

Pedang Sesshomaru mendesak pedang youkai yang bernama Shojin itu. Lalu youkai itupun mengelak ke samping bawah dan mendarat di tanah. Sesshomaru mengikutinya ke bawah.

Macan bersayap itu melayang ke arah penunggangnya dan berdiri di samping kanannya kemudian mengaum. Shojin mengelus badan makhluk tersebut sambil melemparkan senyuman sinis ke arah Sesshomaru.

“Aku diperintahkan oleh seseorang untuk mengambil pedang itu.” Jelas Shojin dengan menunjuk sebuah pedang yang ada di pinggang Sesshomaru.

Sesshomaru masih dengan wajah dinginnya berkata, “Pedang tensaiga, hanya Sesshomaru ini yang pantas untuk memakainya.” Warna pedang bakusaiga kembali menyala namun kali ini lebih terang.

“Kalau begitu, berarti tidak ada cara lain selain mengalahkanmu! Hyaah –”

TRAANG

Kedua jenis pedang itu kembali beradu. Menghasilkan percikan api diantaranya.

Macan berekor dua itu kembali menyerang Sesshomaru dengan menembakkan bola-bola api merah kehitaman ke arahnya.

Tangan Sesshomaru yang terluka tadi – dengan luka belum sepenuhnya tertutup – dipaksakan untuk menghunus pedang Tensaiga.

Sōryūha!”

Dari tebasan pedang tensaiga, muncul kilatan putih cahaya menyerupai naga yang menelan habis bola-bola api tersebut kemudian terus melesat ke arah tubuh sang macan terbang. Makhluk berbulu oranye dengan garis-garis hitam di tubuhnya itu terpental jauh hingga menubruk pohon.

Melihat hal itu, youkai kitsune tersebut mengeluarkan semburan api dari mulutnya. Sesshomaru terpaksa menghindar dari jilatan api rubah itu. Daiyoukai dengan gambar bulan sabit biru di dahinya kembali menyarungkan tensaiga dan mulai mengumpulkan tenaganya di bakusaiga.

Dengan sekali tebasan disertai ledakan tenaga yang kuat, Sesshomaru berhasil menebas tangan kanan youkai barmata abu-abu kebiruan itu, lalu ia pun jatuh terduduk di tanah sambil meringis kesakitan.

Inu daiyoukai itu meletakkan sisi tajam pedangnya ke batang leher youkai kitsune itu sebelum benar-benar menebasnya.

“Heh, sepertinya aku terlalu memandang remeh dirimu, Sesshomaru-sama. Benar kata Takemaru-dono” kata Shojin.

Sesshomaru sedikit tersentak mendengar nama Takemaru. Bukankah ia sudah mati?

“Omong-kosong. Manusia itu sudah lama mati.”

“Hahaha. Memangnya ada yang mustahil di dunia ini?!”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut youkai bernama Shojin beserta macan terbangnya hilang dari hadapan Sesshomaru dengan cepat. Sepertinya ia menggunakan kemampuan teleportasi.

Sesshomaru menyarungkan bakusaiga kembali. Dari belakang Jaken segera menyusulnya, “Sesshomaru-sama, apakah anda baik-baik saja?” tanyanya.

Jaken melihat darah merembes banyak dari tangan kiri tuannya, “Anda terluka!”

Sesshomaru kembali berjalan untuk mencari tempat beristirahat.
“Ah, Sesshomaru-sama tunggu...!”

~ To be Continued ~

And, this is the second chapter! Is it good?
Leave me a comment, 'key?
Thx XD
'follow the story <3'
Next Chapter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar